We Do Our Best
Just simple Web/Blog for our family and colleague With contact point is: refferal.reseller@gmail.com and availability language in: Mixing English and Bahasa Indonesia
hanyalah sebuah contoh object untuk mengangkat Hal kecil dan Sederhana namun bisa menjadi Point peningkatan Nilai Refleksi Diri
Seratus: Warung Kopi Ngarep Pasar

Warung Kopi Ngarep Pasar



Warung Kopi Ngarep Pasar
Warung Kopi Ngarep Pasar - is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivs 2.0 Generic License.


Warung Kopi Ngarep Pasar
Warung Kopi Ngarep Pasar

Namanya warung pastinya ada jajanan, sesederhana apapun yang namanya warung, minimal ada barang yang di dagangkan.

Sebagai pembeli kadang kita mengalami kejadian jajanan atau dagangan yang hendak kita beli ternyata sudah habis, memang nampak masih ada di etalase namun sebenarnya sudah dipesan oleh orang lain, disitulah sebagai pembeli kita harus bijak dan berlapang dada.

Barang sudah tidak bisa dibeli kok masih dipajang dietalase. Kalau mau protes, siapa yang mau diprotes?, Mau memprotes pemilik warung ya tidak mungkin, namanya pemilik, mau majang apapun diwarungnya ya terserah, mau barang dagangan/pajangannya boleh dibeli atau tidak ya terserah, namanya juga pemilik, punya otoritas sepenuhnya terhadap barang dagangannya.

Terlepas dari ketersediaan barang dagangan serta boleh tidaknya barang dagangan itu kita beli, alangkah bijaknya sebagai pembeli harus tetap berfikiran positif dan tidak memberikan penilaian buruk pada pemilik warung.

Adapun pemesan Barang Dagangan ya tidak perlu marah-marah kepada pembeli lain jika ada pembeli baru yang mau membeli dengan harga lebih tinggi, jika hendak marah, maka marahlah pada tukang warung yang tidak konsisten mempertahankan barang dagangannya.

Kalau kita simak dengan seksama, ada faktor perjanjian yang harusnya selalu dikedepankan saat proses jual-beli yang tidak berprinsip "cash and carry" sesederhana apapun proses tersebut, dan walaupun begitu, kita tidak boleh memungkiri bahwa sebagai manusia adalah tempatnya salah dan lupa, Dan oleh karena itu, selayaknya tidak usah lagi merespon apabila menemukan kejadian serupa, agar tidak membebani Fikiran kita, dan biarlah kesadaran emosional Khalayak semakin meningkat untuk berusaha menahan diri dan MERENUNGKAN JATIDIRI SEBAGAI MANUSIA YANG DI KARUNIAI AKAL DAN PERASAAN OLEH TUHAN, dan setidaknya dengan tulisan ini semakin meningkatkan Nilai Refleksi diri masing-masing pembaca.