We Do Our Best
Just simple Web/Blog for our family and colleague With contact point is: refferal.reseller@gmail.com and availability language in: Mixing English and Bahasa Indonesia
Emas Primer Dan Emas Sekunder
Seratus: Sebutan bagi penambang emas berdasarkan berdasarkan bentuk emas bagaimana emas itu berada

Sebutan bagi penambang emas berdasarkan berdasarkan bentuk emas bagaimana emas itu berada



Sebutan bagi penambang emas berdasarkan berdasarkan bentuk emas bagaimana emas itu berada - is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivs 2.0 Generic License.


Sebutan bagi penambang emas berdasarkan berdasarkan bentuk emas bagaimana emas itu berada



Informasi ini bersumber dari Posting 𝙁𝙉𝙐 𝘼𝙗𝙙𝙞𝙡𝙡𝙖𝙝


Ada dua istilah yang disebut bagi penambang atau pencari emas. Khususnya berdasarkan bentuk emas bagaimana emas itu berada.

1. Penambang emas primer: Mereka yang menambang dari deposit emas primer (endapan primer). Emas primer ditemukan di batuan keras, yang memerlukan metode seperti penambangan batu keras (hard rock mining) atau penambangan bawah tanah untuk mengekstraknya. Mereka kadang disebut penambang batuan keras (hard rock miners).

2. Penambang emas sekunder: Mereka yang menambang emas dari deposit sekunder (endapan placer), yaitu emas yang telah tererosi dari deposit primer dan terendapkan di sungai, sungai kering, atau pantai. Mereka sering disebut penambang placer atau penambang alluvial karena emas ditemukan di sedimen permukaan seperti pasir dan kerikil.

Jadi, walau pun sama-sama penambang emas, mereka dibedakan dengan istilah "hard rock miners" dan "placer miners".

Apa itu emas primer dan emas sekunder?

1. Emas primer adalah emas yang terperangkap dalam batuan keras dan terbentuk melalui proses geologis seperti aktivitas magmatik, hidrotermal, atau metamorfosis. Magma yang naik dari dalam bumi mengandung logam seperti emas yang bisa terkonsentrasi dalam batuan keras. Fluida panas yang mengandung logam juga dapat bergerak melalui retakan batuan dan mengendapkannya ketika suhu dan tekanan berubah, sementara batuan yang mengalami tekanan dan suhu tinggi dalam waktu lama bisa membentuk deposit emas. Meskipun emas sering ditemukan di daerah vulkanik, emas vulkanik biasanya berasal dari sistem hidrotermal terkait, bukan dari aliran lahar. Emas juga ditemukan di zona tanpa sejarah vulkanik, seperti sabuk hijau atau batuan metamorf kuno.

2. Emas sekunder terbentuk melalui proses pelapukan dan erosi dari deposit emas primer yang terakumulasi di tempat lain, seperti dasar sungai, danau, atau lembah. Proses pembentukannya melibatkan beberapa tahap. Pertama, batuan yang mengandung emas mengalami pelapukan akibat perubahan suhu, air, angin, dan aktivitas kimiawi. Setelah batuan pecah, emas terbebaskan dan terbawa oleh aliran air, angin, atau gravitasi, mengangkut emas dari deposit primer ke tempat yang lebih rendah. Selanjutnya, emas tertransportasi melalui sungai atau banjir. Karena beratnya, emas cenderung tidak terbawa terlalu jauh dan mengendap di tempat-tempat di mana aliran air melambat, seperti di dasar sungai atau area berkerikil. Ketika aliran melambat, emas terakumulasi dengan material berat lainnya seperti kerikil, pasir, dan batu besar, membentuk endapan placer atau aluvial. Emas sekunder sering berbentuk serpihan atau nugget, dan cenderung lebih murni karena sudah melewati proses pengendapan alami.

Emas sekunder tentu saja lebih mudah dicari. Terutama oleh penambang emas sekunder berpengalaman. Ya karena lokasi emas sekunder ada dipermukaan tanah atau pun bila terpendam tidak terlalu dalam. Selain itu lokasinya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


Berikut ciri-ciri lokasi di mana emas sekunder biasanya berada:

1. Dasar sungai: Emas sering terkumpul di dasar sungai, terutama di area tikungan atau lubuk yang alirannya melambat.

2. Tepian atau delta sungai: Di kawasan datar atau delta sungai, emas mengendap bersama material berat lainnya.

3. Lereng bukit atau kaki bukit: Emas terbawa oleh gravitasi dari deposit primer dan terkumpul di lereng atau kaki bukit.

4. Tikungan sungai: Sudut sungai yang membuat aliran air melambat sering menjadi tempat emas mengendap.

5. Tumpukan kerikil atau batu besar: Emas tersangkut di antara batuan besar atau kerikil di sungai.

6. Pantai berpasir kasar: Ombak kuat di pantai dengan material kasar dapat mengumpulkan emas.

7. Pasir hitam (black sand): Lokasi dengan mineral berat seperti magnetit sering mengindikasikan adanya emas.

8. Dataran banjir: Emas bisa terbawa dan mengendap di dataran yang sering terkena banjir.


Ada pun sungai-sungai yang kemungkinan memiliki kandungan biji emas sekunder adalah sebagai berikut:

Ciri-ciri sungai yang kemungkinan memiliki kandungan biji emas antara lain:

1. Aliran Sungai Berliku: Tikungan atau kelokan sungai yang menyebabkan aliran air melambat sering menjadi tempat emas mengendap.

2. Dasar Sungai Berbatu dan Berkerikil: Sungai dengan dasar yang penuh batu besar, kerikil, dan pasir kasar berpotensi menjebak emas di celah-celahnya.

3. Sungai di Dekat Zona Mineralisasi: Sungai yang berada di dekat pegunungan atau area yang diketahui memiliki kandungan mineral emas, terutama di daerah vulkanik atau sabuk hijau.

4. Kehadiran Pasir Hitam (Black Sand): Pasir hitam mengandung mineral berat seperti magnetit, yang sering ditemukan bersama emas.

5. Air Sungai yang Mengalami Erosi Aktif: Sungai yang mengikis tebing batuan keras dapat melepaskan emas dari deposit primer dan membawanya ke hilir.

6. Endapan di Tikungan Dalam atau Lubuk: Area sungai yang dalam atau berliku biasanya tempat emas terendapkan karena alirannya lebih lambat.


We use cookies to give you best experience possible, for more info in our privacy policy .